Shifat – shifat Allah
Jalla wa’azza.
Inilah dua puluh shifat Allah Jalla wa’azza yang wajib
diketahui :
1. Wujudun. Artinya: Ada maka mustahil tiada, dalilnya firman Allah:
“Allahul-ladzii
khalaqas samaa-waati wal ardha wamaa baiynahuma.’’
“Allah Ta’ala
jua yang menjadikan tujuh lapis
langit dan bumi dan barang diantara
keduanya.’’
Maka patut bagi mukmin me’itiqad bahwa ia ingat kepada Allah Ta’ala pada
tiap-tiap yang maujud jua adanya.
2. Qidamun. Artinya : Sedia maka mustahil didahului Adam dalilnya
firman Allah Ta’ala :
“Huwal-auwwalu wal-aakhiru.’’
“Allah Ta’ala jua
yang terdahulu dan Dia yang terkemudian.’’
Maka patut bagi mukmin me’itiqad bahwa ia memberi syukur
kepada Allah Ta’ala yang menjadikannya muslim dan mukmin dengan
taufiqnya adanya.
3. Baqaa-un. Artinya : Kekal (sempurna) maka mustahil binasa (baharu). Dalilnya firman Allah Ta’ala :
“Wayabqaa waj-hu
rabbaka dzuul jalaali wal-ikrami.’’
“Kekal Dzat
Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.’’
Maka patut bagi mukmin me’itiqad bahwa ia ingat, bahwa ia akan mati, supaya banyak mohon ampunan kepada Allah Ta’ala.
4. Mukhalafatu lilhawaditsyi. Artinya : Bersalahan Allah Ta’ala bagi segala yang baharu, maka mustahil bersamaan Allah Ta’ala bagi
yang baharu.
Dalilnya firman Allah Ta’ala :
“Laiysa
kamisylihi syaiy-un.’’
“ Tiada seumpama
sesuatu.’’
Maka patut bagi mukmin me’itiqad bahwa ia banyak memberi
tasbih pada
Allah Ta’ala jua adanya.
5.
Qiyaa-muhu ta’ala
binafsihi. Artinya : Berdiri Allah Ta’ala dengan sendirinya maka mustahil tiada berdiri
dengan sendirinya. Dalilnya firman Allah Ta’ala :
“Innallaha laghaniyyu ‘anil ‘aa-lamina.’’
“Bahwasanya Allah Ta’ala yang maha kaya dari pada sekalian alam.’’
Maka patut bagi mukmin me’itiqad
bahwa ia menyatakan hajatnya, dan faqirnya kepada Allah Subhanahu wata’ala
adanya.
6. Wahdaa-niyaht. Artinya : Esa Dzatnya dan Esa Shifatnya
dan Esa Fa’alnya. Maka mustahil berbilang Dzatnya atau shifatNya atau fa’alNya. Dalilnya firman Allah Ta’ala :
“Qulhu-wallahu-ahadu.”
“Katakan awaluhum yaa Muhammad, Allah Ta’ala
Yang Maha Esa”
Maka patut bagi
mukmin me’itiqad
bahwa Ia melihat Fa’alnya
Allah Ta’ala jua
atas tiap-tiap sesuatu kejadian.
7. Qudraht. Artinya : Kuasa maka mustahil
lemah. Dalilnya firman Allah Ta’ala :
“Innallaha ‘alaa
kulli syaiy-in qadii-run.’’
“Bahwasanya Allah Ta’ala atas tiap-tap suatu yang amat
kuasa.’’
Maka patut bagi mukmin me’itiqad bahwa ia tawadhu’ tiada
takabur membesarkan diri dan banyak
takutnya pada Allah Ta’ala adanya.
8. Iraadaht. Artinya : Menentukan maka mustahil tergagah maka. Dalilnya firman Allah Ta’ala :
“Fa’ ‘alu
limaa yuriydun.’’
“Berbuat oleh
Allah Ta’ala bagi
barang yang ditentukan.’’
Maka patut bagi mukmin
me’itiqad bahwa ia memberi syukur kepada Allah Ta’ala atas tiap-tiap ni’mat dan
sabar atas tiap-tiap bala dunia adanya.
9.
‘Ilmun. Artinya : Mengetahui maka mustahil jahil. Dalilnya firman Allah Ta’ala :
‘’Wallahu bikulli
syaiy-in ‘aliymun.’’
‘’Bermula Allah
Ta’ala dengan tiap-tiap suatu yang amat mengetahui.’’
Maka patut bagi mukmin me’itiqad bahwa
ia amat takut membuat maksiatkarena
Allah Ta’ala sangat
mengetahui akan segala halnya dan perbuatannya
adanya.
10. Hayaatun. Artinya : Hidup maka mustahil mati. Dalilnya Firman Allah Ta’ala :
‘’Watawakkal
‘alal haiyyil-ladzii laa
yamutu.’’
‘’Serahkan awaluhum
dirimu kepada Allah yang hidup yang tiada mati.’’
Maka patut bagi mukmin me’itiqad bahwa ia menyerahkan
dirinya kepada Allah Ta’ala
adanya.
11. Sam’un. Artinya : Mendengar maka mustahil tuli. Dalilnya firman Allah Ta’ala :
“Wallahu samii-‘un ‘aliymun.’’
“Bermula Allah Ta’ala yang amat mendengar dan amat mengetahui.’’
Maka patut bagi mukmin
me’itiqad bahwa ia takut berkata yang haram sebab karena Allah amat mendengar akan segala perkataannya
adanya.
12. Basharun. Artinya : Melihat maka
mustahil buta. Dalil firman Allah Ta’ala :
“Wallahu bashiirun
bimaa tu’maluuna.’’
“Bermula
Allah Ta’ala yang amat melihat perbuatan yang dibuat olehmu.’’
Maka patut
bagi mukmin bahwa ia
tiada membuat maksiat sebab
Allah amat melihat akan segala perbuatannya adanya.
13. Kalaamun. Artinya: Berkata-kata maka mustahil keluh. Dalilnya firman Allah Ta’ala :
‘’Wakallamallahu
muusa tak-liiman.’’
‘’Berkata-kata Allah Ta’ala akan Nabi Musa akan sempurna
kata adanya.’’
Maka patut
bagi mukmin me’itiqad
bahwa ia banyak-banyak berdzikir kepada Allah Ta’ala dengan
pengharapan sebutan Allah Ta’ala jua adanya.
14. Qaadirun.
Artinya : Kuasa maka
mustahil lemah. Dalilnya yaitu dalil shifat Qudraht
adanya.
Maka patut bagi mukmin me’itiqad bahwasanya ia banyak takutnya kepada Allah yang amat kuasa dan lagi besarpengharapannya kepadaNya dengan memberi
segala ni’mat kebajikan padanya.
15. Muriydun. Artinya : Menentukan maka mustahil yang tergagah. Dalilnya yaitu dalil
shifat Iradaaht adanya.
Maka
patut bagi mukmin me’itiqad
bahwasanya
ia banyak-banyak berdo’a kepada Allah Ta’ala dengan segala
kebajikan dunia dan
kebajikan akhirat dan
terlepas dari segala bala dan siksa didunia dan akhirat adanya.
16. ‘Aalimun. Artinya : Mengetahui maka mustahil yang
jahil. Dalilnya yaitu dalil shifat ‘Ilmun adanya.
Maka
patut bagi mukmin me’itiqad bahwa ia senantiasa berdo’a atau minta
pertolongan
kepada Allah Ta’ala di dalam
tiap - tiap hal ihwalnya. Dan meminta
agar dipelihara dari
pada tiap-tiap
kejahatan di dunia dan di selamatkan
di akhirat adanya.
17. Hayyun.
Artinya : Hidup maka mustahil
yang mati. Dalilnya yaitu dalil shifat Hayyatun adanya.
Maka
patut bagi mukmin me’itiqad bahwa senantiasa banyak bertawakal kepada Allah
Ta’ala yakni menyerahkan
dirinya kepada Allah Ta’ala
di dalam segala hal ihwalnya jua adanya.
18. Samii‘un.
Artinya : Yang mendengar maka mustahil yang tuli. Dalilnya yaitu dalil shifat Sam’un adanya.
Maka
patut bagi mukmin
me’itiqad bahwasanya ia senantiasa bertasbih, ia
memberi puji-pujian kepada Allah Ta’ala, dan selalu banyak bersyukur kepadaNya dan banyak berdo’a kepada Allah Ta’ala adanya.
19. Bashiirun. Artinya : Yang melihat maka mustahil yang buta. Dalilnya yaitu dalil shifat Basharun adanya.
Maka patut bagi mukmin me’itiqad
bahwasanya ia senantiasa merasa malu dan merasa
takut kepada kepada Allah Ta’ala, yang
Maha melihat akan segala perbuatan dosanya atau
meninggalkan segala perintah Allah
Ta’ala yang fardhu atau wajib adanya.
20. Mutakallimun. Artinya: Yang berkata-kata maka mustahil yang keluh. Dalilnya yaitu
dalil shifat Kalaamun adanya.
Maka
patut bagi mukmin me’itiqad bahwasanya senantiasa ia selalu membaca kitab suci Al-Qur’an dengan tertib, khusyu’ dan dengan hormat dan dengan
ta’zhiim dan tajuwid
maka bukan dengan
banyak bermain- main
atau kepura-puraan agar dikatakan tha’at
adanya.